Sebanyak 100 mandor bangunan di Bantul menerima pelatihan bangunan tahan gempa. Pelatihan tersebut sangat penting mengingat sekitar 30 persen bangunan pascagempa belum memenuhi standar bangunan tahan gempa. Padahal, status Bantul adalah daerah rawan gempa.
"Pemahaman mandor soal bangunan tahan gempa sangat penting untuk mengurangi risiko korban jiwa saat gempa muncul. Kebanyakan rumah yang hancur saat gempa memiliki konstruksi yang kurang kuat," kata Pariyatmono, Asisten Deputi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Riset dan Teknologi, saat membuka acara pelatihan tersebut, Selasa (5/10/2010).
Menurutnya, menyiapkan rumah tahan gempa menjadi bagian kesiagaan masyarakat. Selain bangunan, kesiagaan masyarakat juga bisa dibentuk sejak dini dengan memasukkan kurikulum mitigasi bencana bagi siswa SD. Mulai tahun ini, Bantul telah memasukkan mitigasi bencana sebagai muatan lokal.
Sekretaris Daerah Bantul, Gendut Sudarto, mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bantul baru menyadari bahwa wilayahnya berada di daerah rawan gempa setelah tragedi gempa 2006. "Setelah kejadian itu, kami baru sadar ternyata Bantul rawan gempa," katanya.
Recent Posts
Archives
-
▼
2010
(41)
-
▼
Oktober
(10)
- Mobil Keluarga Ideal Terbaik Indonesia
- Tiga Oknum Pol PP Diamankan
- Dua Penjambret Nyaris Dibakar Massa
- Pertandingan Sepak Bola Popwil II Berakhir Ricuh
- Jaringan ATM Nyaris Lumpuh
- Harga Minyak Naik Lagi di Pasaran Asia
- Harga Minyak Naik Lagi di Pasaran Asia
- Pusat Kucurkan Rp 200 Juta ke Wasior
- Kapolda Bali Sisir Perairan Bali Selatan
- Mandor Dilatih Bangun Rumah Tahan Gempa
-
▼
Oktober
(10)
Blogroll
-
Tutorial Bermain Slot The Great Stick-Up Pragmatic Play 20244 minggu yang lalu
-
Hanya Padamu Tuhan2 tahun yang lalu
-
The Health Benefits of Olive Oil for Diabetes Type 27 tahun yang lalu
-
Uruguay Masuk Piala Dunia 201410 tahun yang lalu